INDONESIA RAYA

Indonesia tanah air beta pusaka abadi nan jaya

BUKUKU

seribu buku................................

catur

bermain catur bersama-sama sungguh senangnya

ini buku

biar pintar banyak-banyaklah membaca buku

iklan buku

yuk mari kitabeli buku biar banyak referensi....

Rabu, 13 Juni 2012

ANALISIS FENOMENA dalam BIDANG PENDIDIKAN

TUGAS ANALISIS FENOMENA dalam BIDANG PENDIDIKAN
Tema : Lulusan Perguruan Tinggi Menganggur
Dosen Pengampu: Sumarno, M.A.Ph.D









Oleh:
NADRA YUNIA AYUNINGTYAS
10102241026/2A








PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

Terdapat banyak sekali fenomena-fenomena yang bermunculan di sekitar kita. Salah satu fenomena yang muncul di tengah-tengah kita baru-baru ini adalah tentang tingginya angka pengangguran lulusan Perguruan Tinggi. Di sekitar tempat tinggal saya saja terdapat beberapa lulusan Perguruan Tinggi yang bisa dikatakan menganggur. Belum ada pekerjaan yang pasti bagi mereka.
Sementara itu, menurut hasil riset yang saya baca dari salah satu artikel dengan alamat web : http.//suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/02/15/78005/30-Persen-Lulusan-Perguruan-Tinggi-Menganggur (artikel ada dihalaman selanjutnya) mengatakan bahwa 30 persen lulusan Perguruan Tinggi menganggur selama periode 2009-2010. Diperkirakan ada sekitar 600 ribu lulusan, dan angka tersebut berpotensi mengalami kenaikan setiap tahunnya. Apabila kenaikan terjadi secara terus-menerus tentu saja akan mengakibatkan Indonesia dipenuhi oleh pengangguran sarjana.
 Ironi memang, karena sejatinya Perguruan Tinggi merupakan suatu tingkatan yang tertinggi dalam bidang pendidikan, yang notabene kecerdasan serta pengetahuannya sudah tidak diragukan lagi. Jika dibandingkan dengan lulusan tingkat pendidikan yang ada dibawahnya (SD, SMP, SMA). Namun dari hasil riset Kemendiknas, 30 persen lulusan Perguruan Tinggi itu menganggur bukan dikarenakan kurangnya kecerdasan serta pengetahuan mereka. Semua itu terjadi akibat adanya kesenjangan dan atau ketidak cocokan antara kualifikasi lulusan dengan lowongan pekerjaan yang tersedia. 
Memang ketimpangan tersebut tidak mudah diatasi karena sejatinya sebuah instansi tidak mungkin menerima seorang lulusan yang akan dipekerjakan bukan pada bidang keahliannya. Seperti contoh : perusahaan konveksi tidak akan menerima lulusan dari jurusan Pendidikan Biologi karena tidak ada sinkronisasi diantara keduanya.
Selain sebab diatas, saya berpendapat bahwa lulusan Perguruan Tinggi telah dibentuk sedemikian rupa agar mereka menjadi intelektual yang handal nantinya tanpa membekalinya keterampilan kerja. Mereka hanya diprioritaskan untuk bekerja di kantoran. Padahal antara lowongan pekerjaan denga yang memutuhkan pekerjaan lebih banyak yang membutuhkan pekerjaan.
Selanjutnya adalah masalah pengalaman bekerja. Banyak dari lulusan Perguruan tinggi tidak mempunyai pengalaman bekerja sma sekali. Ketiadaan pengalaman kerja tersebut karena mereka tidak dapat memanfaatkanwaktu serta peluang semaksimal mungkin. Waktunya terkadang hanya digunakan untuk kuliah dan selebihnya untuk bermain.
Menjawab tentang berbagai pertanyaan diatas, sebenarnya pengangguran dapal diatasi dengan beberapa solusi, di antaranya :
1. Dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang bursa kerja dan atau lowongan pekerjaan.
2. Menambah keterampilan/life skill guna menunjang pengetahuan yang telah didapat dari Perguruan Tinggi. Apabila keterampilan yang didapat di Perguruan Tinggi dirasa masih kurang, alangkah baiknya jika kita menambahnya dengan mengikuti kursus keterampilan di luar.
3. Selanjutnya adalah pintar-pintarlah memanfaatkan waktu serta peluang sebaik mungkin dengan ikut magang kerja sambil kuliah. Selain mendapatkan upah, magang kerja juga memiliki manfaat lain dari menambah pengetahuan sapai pengalaman dalam dunia kerja. Dengan pengalaman yang sudah diperolehnya tersebut, niscaya tak akan sulit mendapatkan pekerjaan di kemudian hari.
4. Yang terakhir adalah dengan menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa harus mencari pekerjaan. Sebagai lulusan Perguruan Tinggi sudahlah pasti mereka dibekali dengan ilmu kewirausahaan yang dapat mereka terapkan didalam kehidupannya.
Semoga kedepannya lulusan Perguruan Tinggi tidak menganggur lagi karena sebab-sebab yang telah kita bahas tadi diatas. Saya sebagai mahasiswa tidak akan pesimis dengan suatu pertanyaan yang bahkan kekhawatiran yang mungkin mencuat dalam setiap pikiran para mahasiswa. Apakah setelah lulus nanti kita akan bekerja atau akan menambah angka pengangguran yang bertitle sarjana? pertanyaan serta kekhawatiran tersebut akan saya musnahkan dengan rasa optimis agar dapat mencari celah-celah kecil yang menuntun sampai pada pekerjaan yang diinginkan.















Artikel Acuan :

15 Februari 2011 | 16:48 wib
30 Persen Lulusan Perguruan Tinggi Menganggur
Jakarta, CyberNews. Sebanyak 30 persen lulusan perguruan tinggi tidak terserap di dunia kerja setiap tahunnya. Kementerian Pendidikan Nasional menduga, hal itu disebabkan karena ketidakcocokan antara kulifikasi lulusan dengan lowongan perkerjaan yang tersedia.
“Pada periode 2009-2010 lalu, jumlah lulusan perguruan tinggi swasta maupun negeri yang masih menganggur sekitar 600 ribu orang. Jumlah tersebut berpotensi naik setiap tahun. Sebab, sekitar 30 persen dari 200 ribu mahasiswa yang diwisuda, tidak terserap di dunia kerja,” kata Wakil Mendiknas, Fasli Jalal, Selasa (15/2).
Menurutnya, persoalan tidak sebatas pada kualitas lulusan. Sebab, munculnya pengangguran terdidik terebut tidak semata disebabkan karena mereka tidak mampu secara keilmuan. “Faktor lainnya adalah kualifikasi lulusan. Kualifikasi lulusan perguruan tinggi kesulitan mencari lowongan kerja yang sesuai. Hasil pemetaan dari Kemendiknas menyebutkan, memang terdapat beberapa jurusan yang sudah bisa dikatakan jenuh,” ujarnya.
Dia berharap, lingkungan industri bisa terus berkembang. Sehingga, bisa menambah banyak kualifikasi lowongan pekerjaan yang tersedia. Dikatakan, hingga sekarang pihaknya masih kesulitan untuk mencari tahu struktur kebutuhan yang ada di dunia kerja. “Struktur tersebut bisa digunakan sebagai acuan perkembangan kurikulum yang ada di perguruan tinggi,” tandasnya.
Terpisah, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, perguruan tinggi harus bertanggung jawab dengan munculnya pengangguran terdidik. “Hubungan antara perguruan tinggi dengan dunia industri harus lebih kuat. Perguruan tinggi harus membuat career development,” katanya saat mengunjungi bursa kerja di Universitas Indonesia, pekan lalu.
Sumber :http.//suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/02/15/78005/30-Persen-Lulusan-Perguruan-Tinggi-Menganggur



ARKIB : 27/07/2008
Pelajar semakin berani merokok di sekolah
KUALA TERENGGANU 26 Julai - Tabiat merokok di kalangan pelajar di negara ini semakin sukar dikawal apabila terdapat sebahagian daripada mereka tanpa segan-silu melakukan perbuatan itu di kawasan sekolah.Timbalan Menteri Pelajaran, Datuk Razali Ismail yang bimbang dengan perkembangan itu berkata, ramai pelajar lelaki didapati merokok termasuk di kawasan sekolah dan perkara ini perlu dibendung sebelum menjadi lebih parah.
Justeru, beliau mengarahkan semua Pegawai Pendidikan Daerah (PPD) supaya memastikan sekolah di kawasan masing-masing bebas daripada gejala merokok.
''Masalah ini boleh diatasi jika semua pihak termasuk ibu-bapa memainkan peranan masing-masing dan bekerjasama dengan pihak sekolah dalam memastikan anak tidak merokok.
''Tabiat merokok boleh menjejaskan kesihatan dan sebab itu kementerian memandang serius masalah ini," katanya.
Beliau berkata demikian ketika ditemui selepas merasmikan Karnival Jom Tangani Stres & Tanpa Kuman Makanan Selamat Negeri Terengganu 2008 di Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Bandar, di sini hari ini.
Menurutnya, Kementerian Pelajaran memandang serius masalah pelajar sekolah merokok dan dalam usaha membasmi tabiat buruk itu, pelbagai kempen anti merokok diadakan.
Terdahulu dalam ucapannya, Razali yang juga Ahli Parlimen Kuala Terengganu memberitahu, bagi mempromosikan Kempen Menangani Stres & Tanpa Kuman Makanan Selamat, pelbagai pendekatan digunakan termasuk melalui saluran media.
Menurutnya, untuk membolehkan masyarakat menangani tekanan, mereka memerlukan kemahiran dan keyakinan diri.
''Kita percaya aspek pendidikan kesihatan termasuk tekanan dan cara menanganinya mesti diterapkan pada peringkat awal atau semasa zaman persekolahan lagi," ujarnya.
sumber:http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2008&dt=0727&pub=Utusan_Malaysia&sec=Dalam_Negeri&pg=dn_13.htm


Non-formal Education

Name:Nadra Yunia Ayuningtyas
NIM  :1010241026
Class : IA

Non-formal Education

Outside of school education is education designed to residents learn to have the type of skills and or knowledge and experience that was made outside the formal education (schooling).
Characteristics of Non-formal Education:
-Out of School Education as Subtitute of school education. This means that special education school to replace the path of education that school because some people can not follow the path of education in schooling (formal). Examples: Pursue Package A, B and C
-Out of School Education as school education Supplement. This means that education outside the school implemented to increase knowledge, skills acquired from school education or less. For example: private, tutoring, training
-Out of School Education as a complement of school education. This means that education outside the school implemented to complement the knowledge and skills that are lacking or not available in school education. For example: Course, try out, training etc.


VERB SUBJEC
Designed:design designed designed designing
Learn: learn learnt,learned learnt,learned
Have: have(has) had had
Made: make made made
Means:mean meant meant Outside of school education
Out of School Education
Out of School Education
Out of School Education

In the Law No. 20 of 2003 on National Education System, candidly and explicitly stated that non-formal education will continue to be cultivated in order to realize a community-based education, and is responsible governments participate in the ongoing non-formal education as an effort to complete the 9-year compulsory education .
Within the framework of the elaboration and distribution of Special Education, gradually will be increased coverage of services and the role of society and government to explore and exploit the full potential of community to support of Special Education. Plan a good strategy ditngkat provincial or district of the city namely:
a. Expansion of distribution and coverage of early childhood education
b. Improved equity, coverage and service quality equivalent A chase pack,and chasing pack junior high B
c. lliteracy eradication through functional literacy programs
d. The expansion, equity, and improving the quality of women's education, Parent Education Program (Parenting)
e. The expansion, equity, and quality improvement through a program of continuing education courses, study groups of business, internships, scholarships / courses;
Out of School Education is the responsibility of society and government in line with Community-Based Education. Operation of Non-Formal Education is empowering the community as implementing, and controlling


SUBJEC
In the Law No. 20 of 2003 on National Education System
Within the framework of the elaboration and distribution of Special Education
Out of School Education

VERB
Expansion expand, expanded, expanded, expanding
Improved improve, improved, improved, improving

Komunikasi nonverbal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Jenis-jenis komunikasi nonverbal
Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).[1]
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan. 
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.[ 
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.[5]
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.[6]
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya. 












KOMUNIKASI NONVERBAL
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
Klasifikasi pesan nonverbal.
Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut: a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk; b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan; c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi; d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.
Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah: a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif; b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah; c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.
Pesan sentuhan dan bau-bauan. 
Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
Fungsi pesan nonverbal.
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan verbal sangat signifikan. Yaitu:
a. Factor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
b. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal. 
c. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
d. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
e. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
f. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).

TEORI KOMUNIKASI

Nama : Nadra Yunia Ayuningtyas
NIM  : 10102241026
Kelas : IA 

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. 

Beberapa definisi komunikasi adalah: 

1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid). 

2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). 

3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). 

4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W) 

5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi)

6.Menurut Hovland,JanisdanKelley
Hovland, Janis dan Kelley seperti yang di kemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli Sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata kata lain komunikasi asalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk merubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini, mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.

7. Menurut Forsdale
Menurut louis Forsdale(1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signal that operate acording to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat dipelihara, didirikan dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga di pandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan non verbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya.
Selanjutnya Forsdale mengatakan, bahwa pemberian signal dalam komunikasi dapat dilakukan dengan maksud tertentu atau dengan disadari dan dapat juga terjadi tanpa disadari. Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama, definisi forsdale ini kelihatannya lebih umum dari definisi pertamayang mengatakan komunikasi hanya hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada forsdale dapat dalam kondisi sadar maupun tidak sadar. Begitu puladalam ruang lingkupnya, kalau definisi pertama lebih menekankan komunikasi hanya diantara manusia, tetapibpada definisi kedua komunikasi baik diantara manusia maupun komunikasi dalam sistem kehidupan binatang.

8.Menurut BrentD.Ruben
Brent D. Ruben(1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.
Pada definisi ini pun, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi memili hubungan atau berhubunga satu sama lain. Misal, jika kita mau pidato di depan umum sebelum melakukan itu semua, kita telah melakukan serentetan sub aktivitas seperti perencanaan, menentukan tema pidato, mengumpulkan bahan, melatih diri, baru kemudian tampil di depan umum.
Bila diperhatikan lebih lanjut dari definisi ruben ini, kelihatan bahwa ruben memakai istilah yang berbeda dengan dua definisi sebelumnya yang memakai istilah stimulus dan signal. Ruben memakai istilah sebagai kumpulan data, pesan, susunan isyarat dalam cara tertentu yang mempunyai arti atau berguna bagi sistem tertentu.

9. Menurut WilliamJ.Seller
Seller(1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal di kirimkan, diterima dan diberi arti.
Jadi dari keempat definisi diatas jelas, bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah merupakan suatu proses tetapi proses mengenai apa belumlah ada kesepakatan.ada yang mengatakan proses pengiriman stimulus, ada yang mengatakan pemberian signal,dan ada pula yang mengatakan pengiriman informasidan simbol.

10. Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)

11. Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
12. Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
13. David K. Berlo, 1965 Ilmu pengantar komunikasi Komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam memciptakan keseimbangan dengan masyarakat. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 3, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
14. Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 19, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 69, Dedy Mulyana)
15. Steven, Komunikasi Juga dapat terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 19, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
16. Raymond S. Ross, Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator. (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)
17.  Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri, Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. [Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, 2003, hal 4
18. Bernard Berelson & Gary A. Steiner, [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 68] Komunikasi : Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol – kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut dengan komunikasi.
19. Menurut John R. Wenburg dan William W Wilmot, [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 68] Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna.
20.  Menurut Carl I.Hovland, [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 62] komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain
21. Menurut Harorl D. Lasswell, 1960. [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 62] Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
22. Judy C pearson & Paul E melson, [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 69] Komunikasi adalah Proses memahami dan berbagi makna
23. Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss, [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 69] Komunikasi adalah proses makna diantara dua orang atau lebih.
24. Menurut William I. Gordon, [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2005, hal 69] Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.
25. Menurut M. Djenamar. SH, [Komunikasi dan pidato, 1986, hal 2] Komunikasi adalah seni untuk menyampaikan informasi, ide-ide, seseorang kepada orang lain.
26. Menurut William Albig, [komunikasi, persuasi, & rektorika, 1983, hal 13,] komunikasi adalah proses pengoperan lambang yang berarti diantara individu-individu.
27. Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri, [Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, 2003, hal 4] Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
28. Menurut Anwar arifin (1988:17), komunikasi merupakan suatu konsep yang multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan Komunikasi sebagai proses sosial Komunikasi pada makna ini ada dalam konteks ilmu sosial. Dimana para ahli ilmu sosial melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang secara umum menfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan perilaku.
29. Markman, 1981 : Murphy & Mendelson. 1973 : Komunikasi merupakan suatu komunikaso untuk membangun & mempertahankan hubungan interpersonal.
30. Aristoteles (ruben, 2002:21) komunikasi adalah alat dimana warga masyarakat dapatberpartisipasi dalam demokrasi
31. Drs. Redi Panuju, Msi (2001:1) Komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan suatu sinergi.
32. Hoben , Simbol/verbal/ujaran, komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal.
33. Anderson, Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
34. Barnlund, 1964, Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
35. Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
36. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
37. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis & Kelley:1953
38. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Gode, 1959
39. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Ruesch, 1957
40. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Weaver, 1949
41. Achmad S. Ruky, Sukses sebagai manajer Profesional tanpa gelar MM atau MBA - Komunikasi adalah proses pemindahan dan pertukaran pesan yang dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang kpd org lain, utk mempengaruhi dan/atau mengubah informasi dan tingkah laku orang yang menerima pesan.
42. Atep Aditya Barata, dasar-dasar pelayanan prima adalah poses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita (informasi) antara 2 orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
43. Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., ed komunikasi interpersonal dan intrapersonal Komunikasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan dari media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuan, penerimaan pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertyentu pula kepada orang yang menyampaukan pesan itu kepadanya.
44. Sindu mulianto, Panduan Lengkap supervisi Perspektif Syariah Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh pengirim kepada penerima pesan melalui cara dan media tertentu.
45. Wuryanano, Super Mind for Successful Life, Komunikasi adalah melibatkan keseluruhan pribadi anda, cara berbicara, sikap anda, tingkah laku anda, dan segala sesuatu yag terpancar dari pribadi anda.



TUGAS MATA KULIAH “PSIKOLOGI UMUM”




TUGAS MATA KULIAH “PSIKOLOGI UMUM”
Dosen Pengampu Bpk Hiryanto, Mpd




Oleh :
NADRA YUNIA AYUNINGTYAS
10102241026


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010/2011


PSIKOANAISIS MENURUT SIGMUND FREUD
Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis” (en: Analitycal psychology) dan “psikologi individual” (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing.
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1) suatu metoda penelitian dari pikiran;
2) suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan
3) suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi..
Menurut Freud (2002:3), psikoanalisis ialah sebuah metode perawatan medis bagi orang-orang yang menderita gangguan syaraf. Psikoanalisis merupakan suatu jenis terapi yang bertujuan untuk mengobati seseorang yang mengalami penyimpangan mental dan syaraf.
Lebih lanjut lagi, menurut Fudyartanta (2005:17) psikoanalisis merupakan psikologi ketidak-sadaran, perhatian-perhatiannya tertuju ke arah bidang-bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud ketika ia menangani neurosis dan masalah mental lainnya.
Menurut Corey (2003:13), sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktek psikoanalitik mencakup:
(1) Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaan penderitaan manusia.
(2) Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
(3) Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa dewasa.
(4) Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan.
(5) Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi
Dalam teori psikoanalisis yang dipakainya, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur dan sistem, yakni Id (Das Es), Ego (Das Ich), dan Superego (Das Uber Ich) (Koeswara, 1991:32; Poduska, 2000:78). Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Id adalah komponen biologis, ego adalah komponen psikologis, sedangkan superego merupakan komponen sosial (Corey, 2003:14). Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ketiga sistem kepribadian menurut teori psikoanalisis Sigmund Freud. 



















PENGERTIAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL MENURUT ALFRED ADLER
Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian berikut.
1. Individualitas sebagai pokok persoalan
Adler memilih nama Individual psychology dengan harapan dapat menekankan keyakinannya bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah (Alwisol, 2005: 90). Psikologi individual menekankan kesatuan kepribadian. Menurut Adler setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai yang khas, dan setiap perilakunya menunjukkan corak khas gaya kehidupannya yang bersifat individual, yang diarahkan pada tujuan tertentu.
2. Kesadaran dan Ketidak Sadaran
Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan ketidak sadaran (Alwisol, 2005 : 92). Menurut Adler, tingkah laku tidak sadar adalah bagian dari tujuan final yang belum terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa kesadaran dan ketidak sadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unify. Pikiran sadar, menurut Adler, adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu serta dapat membantu perjuangan mencapai keberhasilan., sedangkan apa saja yang tidak membantu hal tersebut akan ditekan ke ketidak sadaran, apakah pikiran itu disadari atau tidak tujuannya satu yaitu untuk menjadi super atau mencapai keberhasilan. Jika Freud memakai gunung es sebagai ilustrasi yang menggambarkan hubungan dan perbandingan antara alam sadar dan alam tak sadar, Adler memakai ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah yang berbeda untuk mencapai kehidupan yang sama.
3. Dua Dorongan Pokok
Dalam diri setiap individu terdapat dua dorongan pokok, yang mendorong serta melatar belakangi segala perilakunya, yaitu :
a. Dorongan kemasyarakatan, yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan orang lain;
b. Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan diri sendiri.

4. Perjuangan ke Arah Superior
Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferior. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan perjuangan yang diaktifkan oleh kelemahan fisik neonatal (Alwisol, 2005 : 95).  Kelemahan fisik menimbulkan perasaan inferior.  Individu yang jiwanya tidak sehat mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan dan berusaha mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superioritas personal. Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh perasaan normal ketidak lengkapan diri dan minat sosial yang tinggi. Mereka berjuang menjadi sukses, mengacu kekesempurnaan dan kebahagiaan siapa saja. Alwisol (2005: 96) meringkas konsep Adler tentang perjuangan mencapai tujuan final sebagai kompensasi pribadi dan sebagai minat sosial dalam diagram alur berikut ini.
5. Gaya Hidup (Style of Life)
Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior.  Namun setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Adaler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu di mana dia berada (Alwisol, 2005 : 97).
Gaya hidup, menurut Adler, telah terbentuk pada usia 4 – 5 tahun. Gaya hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, tetapi dibentuk oleh yang bersangkutan melalui pengamatannya dan interpretasinya terhadap keduanya. Bagi Adler, gaya hidup itu tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup mungkin berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali individu menyadari kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya.
6. Minat Sosial (Social Interest)
Adler berpendapat bahwa minat sosial adalah bagian dari hakikat manusia dalam dalam besaran yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang. Minat sosial membuat individu mampu berjuang mengejar superioritas dengan cara yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai. Bahwa semua kegagalan, neurotik, psikotik, kriminal, pemabuk, anak bermasalah, dst., menurut Adler, terjadi karena penderita kurang memiliki minat sosial.
7. Kekuatan Kreatif Self
Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian (Awisol, 2005 : 98).  Menurut Adler, self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku (kekutatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan).
Self kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur kepribadian. Keturunan kekmberi kemampuan tertentu, lingkungan memberi imresi atau kesan tertentu. Self kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia dan menstranformasikan fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan unik. Self kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk mencapainya.
8. Konstelasi Keluarga
Konstelasi berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Menurt Adler, kepribadian anak pertama, anak tengah, anak terakhir, dan anak tunggal berbeda, karena perlakuan yang diterima dari orang tua dan saudara-saudara berbeda.
9. Posisi Tidur dan Kepribadian
Hidup kejiwaan merupakan kesatuan antara aspek jiwa dan raga dan tercermin dalam keadaan terjada maupun tidur. Dari observasi yang telah dilakukan terhadap para pasiennya Adler menarik kesimpulan bahwa ada hubungan posisi tidur seseorang dengan kepribadiannya (Masrun, 1977 : 43-44).
a. Tidur terlentang, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat pemberani dan bercita-cita tinggi.
b. Tidur bergulung (mlungker),  menunjukkan sifat penakut dan lemah dalam mengambil keputusan.
c. Tidur mengeliat tidak karuan, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat yang tidak teratur, ceroboh, dst.
d. Tidur dengan kaki di atas bantal, menunjukkan orang ini menyukai petualangan.
e. Tidur dilakukan dengan mudah, berarti proses penyesuaian dirinya baik.
10. Kompleks Inferioritas dan Neurosis
Kompleks inferioritas adalah perasaan yang berlebihan bahwa dirinya merupakan orang yang tidak mampu. Adler menyatakan bahwa gejala tersebut paling sedikit disebabkan oleh tiga hal, yaitu : a. Memiliki cacat jasmani, b. Dimanjakan, dan c. dididik  dengan kekerasan (Masrun, 1977  46). 
Tanda-tanda bahwa seorang anak mengidap kompleks inferioritas  adalah gagap dan buang air kecil waktu tidur (ngompol). Menurut pandangan Adler, kompleks inferioritas bukan persoalan kecil, melainkan sudah tergolong neurosis atau gangguan jiwa, artinya masalah tersebut sama besarnya dengan masalah kehidupan itu sendiri. Orang yang menunjukkan dirinya penakut, pemalu, merasa tidak aman, ragu-ragu, dst. adalah orang yang mengidap kompels inferioritas (Alwisol, 2005 : 162).
11. Perkembangan Abnormal
Adler merupakan tokoh yang menaruh perhatian pada perkembangan abnormal individu. Gagasan-gagasan Adler (Alwisol, 2005: 99-100) tentang perkembangan abnormal adalah sebagai sebagai berikut.
Minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang melatar belakangi semua jenis salah suai atau maladjusment Di samping minat sosial yang buruk, penderita neurosis cenderung membuat tujuan yang terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang kaku, dan hidup dalam dunianya sendiri. Tiga ciri ini mengiringi minat sosial yang buruk. Pengidap neurosis memasang tujuan yang tinggi sebagai kompensasi perasaan inferioritas yang berlebihan.
Adler menidentifikasi bahwa ada tiga faktor yang membuat individu menjadi salah suai, yaitu cacat fisik yang parah, gaya hidup yang manja, dan gaya hidup diabaikan.
a. Cacat fisik yang parah
Cacat fisik yang parah, apakah dibawa sejak lahir atau akibat kecelakaan, dan penyakit, tidak cukup untuk membuat salah suai. Bila cacat tersebut diikuti dengan perasaan inferior yang berlebihan maka terjadilah gejala salah suai.
b. Gaya hidup manja
Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian neurosis. Anak yang dimanja mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktivitas yang rendah. Ia menikmati pemanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan mengembangkan hubungan parasit dengan ibunya ke orang lain. Ia berharap orang lain memperhatikan dirinya, melindunginya, dan memuaskan semua keinginannya yang mementingkan diri sendiri. Gaya hidup manja seseorang mudah dikenali dengan ciri-ciri : sangat mudah putus asa, selalu ragu, sangat sensitif, tidak sabaran, dan emosional.
c. Gaya hidup diabaikan
Anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendai, akan mengembangkan gaya hidup diabaikan. Diabaikan, menurut Adler, merupakan konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri anak yang diabaikan mempunyai banyak persamaan dengan anak yang dimanjakan, tetapi pada umumnya anak yang diabaikan lebih dicurigai dan berbahaya bagi orang lain.
12. Kecenderungan Pengamanan
Pandangan Adler tentang  neurosis juga dikemukaan berkenaan dengan kecenderungan pengamanan (Alwisol, 2005 : 101-102). Semua penderita neurosis berusaha menciptakan pengamanan terhadap harga dirinya. 
PSIKOLOGI ANALISIS MENURUT CARL GUSTAV JUNG.
Menurut Jung, psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari :
1. Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.
2. Personal Unconscious
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran dan ingatan-ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.
3. Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri. Empat archetype yang penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah :
Persona yang merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri. 
Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetype sifat kewanitaan / feminine pada laki-laki, sedangkan Animus adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada perempuan.
Shadow adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi.
Self, yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai.

Tipologi Jung
Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
Introversion-Thinking
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
Extraversion-Thinking
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
Extraversion-Feeling
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
Introversion-Sensation
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
Extraversion-Sensation
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
Introversion-Intiuting
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
Extraversion-Intuiting
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup

KELEMAHAN INDIKATOR EKONOMI DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN “ DANA BOS (Bantuan Operasional Sekolah) “


KELEMAHAN INDIKATOR EKONOMI DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN 
“ DANA BOS (Bantuan Operasional Sekolah) “
Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesejahteraan Sosial
Dosen Pengampu Al. Setya Rohadi, M. Kes







NADRA YUNIA AYUNINGTYAS
10102241026










PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011



ARTIKEL :

KORUPSI DANA PENDIDIKAN
Rp 4,5 Miliar "Bablas" di SDN RSBI 12
Selasa, 30 November 2010 | 12:33 WIB


ILUSTRASI: Temuan BPK mencatat, bukti transaksi yang dipertanggungjawabkan SDN RSBI Rawamangun 12 sebesar Rp 269 juta sebenarnya tidak dibuat pada tanggal transaksi, karena materai yang digunakan itu belum diterbitkan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Dari tujuh sekolah di DKI Jakarta yang terindikasi merugikan keuangan negara/daerah senilai Rp 5,7 miliar menurut temuan Badan Pemerika Keuangan (BPK) Perwakilan Jakarta, potensi kerugian terbesar terjadi di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi, Jakarta Timur. Dari jumlah tersebut, kerugian negara dalam pengelolaan dana BOS dan BOP di SMPN Induk TKBM ditaksir mencapai Rp 1,1 miliar lebih, sementara di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi sebesar Rp 4,5 miliar.
Bukti transaksi dana BOS/BOP Oktober 2008 sampai Juni 2009 dengan nilai di atas Rp 500 juta memakai materai desain 2009 yang justeru belum berlaku. 
-- Febri Hendri
Demikian diungkapkan peneliti senior Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (30/11/2010). Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK Jakarta untuk SDN RSBI Rawamangun 12 yang diterima ICW, banyak kejanggalan pada bukti-bukti transaksi keuangan dalam Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dana bantuan operasional pendidikan (BOS) dan bantuan operasional pendidikan (BOP) tahun anggaran 2007, 2008, dan 2009 di sekolah itu.
Pertama, SPJ menggunakan materai yang belum berlaku. BPK menemukan beberapa bukti transaksi yang dipertanggungjawabkan dari dana BOS dan BOP bulan Oktober 2008 sampai Juni 2009 dengan nilai diatas Rp 500 juta menggunakan materai desain tahun 2009.
Febri menandaskan, berdasarkan SK Menkeu No.55 Tahun 2009 sudah dinyatakan, bahwa meterai desain tahun 2009 berlaku mulai 1 Juli 2009, dan materai berdesain tahun 2005 masih berlaku sampai 31 Maret 2010. Sementara itu, pada SPJ BOP bulan Januari-Mei 2009 (tertanggal kwitansi pembelian materai 10 Januari 2009, 27 Februari 2009, 6 April 2009 dan 29 Mei 2009) terdapat SPJ pembelian meterai desain tahun 2009 sebesar Rp 870 juta. Padahal, kata Febri, meterai tersebut belum diterbitkan dan belum berlaku pada tanggal tersebut.
"Materai itu juga digunakan untuk bukti transakasi yang terjadi tahun 2008 dan sebelum Juli 2009, yang seharusnya masih menggunakan materai desain tahun 2005 karena materai ini masih beredar dan berlaku," ujarnya.
Dengan demikian, kata Febri, bukti transaksi yang dipertanggungjawabkan oleh SDN RSBI Rawamangun 12 sebesar Rp 269 juta sebenarnya tidak dibuat pada tanggal transaksi, karena materai yang digunakan itu belum diterbitkan.
Diberitakan sebelumnya di Kompas.com, ICW bersama-sama Koalisi Anti Korupsi Pendidikan (KAKP) yang terdiri dari para guru dan orang tua murid menggelar aksi damai ke gedung Balaikota DKI Jakarta, Selasa (30/11/2010) siang ini.
Aksi damai itu dimaksudkan untuk memaparkan kepada publik ihwal kebohongan para pejabat pemerintah DKI Jakarta terkait kasus menguapnya dana bantuan operasional sekolah (BOS)/bantuan operasional pendidikan (BOP) di enam Sekolah Induk TKBM (Tempat Kegiatan Belajar Mengajar) dan satu sekolah RSBI senilai Rp 5,7 miliar yang ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jakarta. 

SUMBER http://edukasi.kompas.com/read/2010/12/22/2015227/Korupsi.BOS.Diserahkan.ke.KPK.dan.Pemkot

ANALISIS ARTIKEL

Pendidikan merupakan hak dari setiap warga negara, dimana dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat. Untuk itu pemerintah wajib untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan serta membiayai pelaksanaan pendidikan demi mencerdaskan kehidupan warga negaranya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Ditinjau Dari Aspek Hukum Keuangan Negara Kasus Permasalahannya adalah: Bagaimana ketentuan pengelolaan bantuan operasional sekolah (BOS) dan bagaimana pelaksanaan ketentuan pengelolaan BOS apakah sampai sasaran.
Dalam kenyataan di lapangan telah terjadi penyimpangan-penyimpangan terkait pendistribusian uang BOS tersebut. Sebagai salah satu contoh dalam artikel di atas telah dipaparkan bahasan tentang bukti kelemahan salah satu indikator untuk menuju kesejahteraan. Artikel tersebut sebagai tanda belum tecapai tujuan pemerintah secara penuh dalam rangka mensejahterakan peserta didik dan perangkat pendidikan yang pada awalnya akan disejahterakan melalui program BOS.
Bantuan operasional sekolah (BOS) adalah program kebijakan pemerintah negara kita terhadap dunia pendidikan. Sebagai bukti bahwa pemerintah sangat peduli dengan kualitas pendidikan bagi anak-anak bangsa. Ini juga merupakan bagian dari mensukseskan program wajib belajar 9 tahun. Pemerintah jelas ingin membantu warga dalam membiayai dana pendidikan anak-anak dari tingkat SD kelas satu sampai kelas 9. Tetapi ternyata jalan yang harus dilalui dalam pendistribusian terjadi banyak kebocoran yang menandakan bahwa masih lemahnya fungsi pengawasan.
Pengaturan penyaluran dana BOS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2007. Bantuan dana tunai untuk penyelenggaraan operasional sekolah ini langsung diberikan kepada anak-anak melalui lembaga sekolah negeri atau sekolah swasta, secara merata. Dana untuk biaya operasional sekolah diambil dari APBD diutamakan untuk warga miskin, tapi boleh diberikan pada warga yang mampu sekedar meringankan beban dana pendidikan pada para orang tua. Namun di lapangan tidak sedikit anak-anak yang mestinya duduk di bangku sekolah masih saja tinggal di rumah karena alas an biaya yang seharusnya hal itu tidak terjadi karena adanya BOS.
Maksud daripada pemerintah mengadakan program BOS adalah benar-benar untuk mensejahterakan masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan dengan aturan-aturan yang telah dibakukan. Sementara dalam prosesnya, dana BOS terkesan banyak penyimpangan. Adapun aturan penggunaan dana BOS yang telah dibakukan itu meliputi:
1. Penerimaan murid baru
2. Pembelian buku pelajaran terutama untuk perpustakaan sekolah
3. Pembelajaran pengayaan, ekskul misalnya.
4. Membiayai kebutuhan ujian, atau ulangan harian, ulangan umum, remedial, dan lain-lain
5. Pembelian bahan praktikum, dan peralatan ATK di kelas
6. Pembayaran listrik, air dan telepon
7. Biaya perawatan sekolah
8. Membayar honorarium SDM honorer
Peningkatan SDM pengajar 
- Membantu dana transport anak miskin ke dan dari sekolah
- Jika semua sudah terpenuhi, baru boleh digunakan untuk membeli alat peraga, media belajar dan furniture untuk sekolah. . http://www.anneahira.com/bantuan-operasional-sekolah.htm
Jadi, alangkah sejahteranya masyarakat dunia pendidikan seandainya hal diatas benar-benar dilaksanakan tanpa kecuali. Semoga ke depan dunia pendidikan di Indonesia akan semakin maju, dan nurani kita selalu terketuk untuk mensejahterakan mereka yang selama ini belum tersentuh pendidikan dasar. 

DAMPAK GLOBALISASI DAN MODERNISASI BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

DAMPAK GLOBALISASI DAN MODERNISASI BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA 
(Tugas Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Pendidikan Pancasila”)
Dosen Pengampu : Y. Ch. Nany S. M.Si
Nama : Nadra Yunia Ayuningtyas
NIM : 10102241026
Prodi : PLS
Fakultas Ilmu Pendidikan

ABSTRAK
Di era ini, kita telah dihadapkan dengan dunia yang serba mudah, cepat serta praktis. Era itu muncul karena terbukanya informasi yang berasal dari dunia luar atau sering disebut dengan globalisasi serta modernisasi. Dengan adanya globalisasi dan modernisasi tersebut sangat membantu (berdampak positif) bagi kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Namun, disamping membantu, ternyata globalisasi dan modarnisasi juga membawa dampak buruk (negative).
Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya dapat memilah serta memilih mana yang harus diserap dan mana yang harus ditinggalkan. Agar kita tidak terbawa ke dalam dampak negative, sebaiknya kita selalu berpegang kepada ideology pancasila karena Pancasila-lah acuan yang paling bagus untuk kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Kata kunci: *globalisasi *dampak positif
*modernisasi *dampak negatif

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kemajuan bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, serta makin menonjolnya kepentingan ekonomi dan perdagangan yang telah mendorong terwujudnya globalisasi dan modernisasi, memberi peluang terjadinya infiltrasi atau masuknya budaya Barat sebagai ukuran tata nilai dunia. Tidak jarang terjadi, demi kepentingan ekonomi, suatu negara terpaksa menerima masuknya budaya Barat yang belum tentu sesuai dengan situasi dan kondisi negara itu sendiri dan berakibat pada pola pikir dan pola tindak yang ditandai dengan pemikiran Negara Federasi, menurun-nya rasa sosial dan semangat ke-bhineka-an yang mengarah pada disintegrasi bangsa dan pelanggaran hukum serta pola hidup individualisme dan konsumerisme yang bertentangan dengan pola hidup sederhana dan semua itu bertentangan dengan nilai-nilai budaya asli bangsa Indonesia yang digali dari Pancasila. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/konsepsi-penanggulangan-pengaruh-negatif-globalisasi-pada-nilai-nilai-budaya-bangsa-indonesia/
Dewasa ini, kita menyadari bahwa arus globalisasi dan modernisasi telah sampai ke Indonesia. Semua informasi yang berada di belahan dunia manapun dapat dengan mudahnya diakses karena adanya globalisasi itu tadi. Oleh sebab itu, tidak heran apabila budaya asing pun ikut masuk ke dalam Negara kita Indonesia.
Media komunikasi kini menjadi semakin cepat, canggih dan semakin mudah diakses sehingga mempengaruhi masuknya budaya asing yang sulit dibendung. Salah satu akibat dari adanya globalisasi dan modernisasi adalah tergerusnya pamor serta peran Pancasila sebagai ideology Negara. 
Untuk itu, kami ingin mencoba untuk menginformasikan kepada dunia luar umumnya dan kepada bangsa Indonesia khususnya tentang dampak yang ditimbukan dari globalisasi dan modernisasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara agar dapat mem                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 ilah dan memilih antara yang baik serta yang buruk.

2. Perumusan Masalah

a. Apa itu Globalisasi ?
b. Apa itu Modernisasi
c. Dampak positif globalisasi dan modernisasi bagi Pancasila
d. Dampak negatif globalisasi dan modernisasi bagi Pancasila

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi#Ciri_globalisasi
2. Pengertian Modernisasi

Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
a. Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
b. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar) Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilahnya:
a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut.
a. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
b. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
d. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
e. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial. http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perilaku_Masyarakat_dalam_Perubahan_Sosial_Budaya_di_Era_Global_9.1_%28BAB_6%29
3. Dampak positif globalisasi dan modernisasi bagi Pancasila

Dampak positif yang diakibatkan oleh globalisasi dan modernisasi bagi Pancasila yang notabene sebagai ideology Negara Indonesia cukup lumayan banyak. Berikut ini akan kami informasikan beberapa diantaranya :
Dampak Terhadap Bangsa / Individu
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi 
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Terhadap Negara
a. Dampak bidang hukum, pertahanan, dan keamanan :
Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara yang profesional.
b. Dampak di bidang social budaya
Meningkatkan pemelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagtainya.
c. Dampak di bidang ekonomi sektor perdagangan :
Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
Di bidang jasa kita mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.
d. Dampak di bidang ekonomi sektor produksi :
Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan geografis (melimpahnya bahan baku, areal yang luas, dan tenaga kerja yang masih murah) meskipun masih sangat terbatas dan rentan terhadap perubahan-perubahan kondisi sosial-politik dalam negeri ataupun perubahan-perubahan global, Indonesia memiliki peluang untuk dipilih menjadi tempat baru bagi perusahaan tersebut. http://24bit.wordpress.com/2010/03/28/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-bagi-indonesia/
4. Dampak negatif globalisasi dan modernisasi bagi Pancasila

Selain mempunyai dampak posiitif, ternyata globalisasi juga mempunyai dampak negative bagi pancasila. Dampak yang ditimbulkan beragam, mulai dari individu bangsanya sampai pada negaranya. Diantara dampak-dampak negative tersebut adalah :
Dampak Terhadap Bangsa / Individu
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkankesenjangansosial. http://afand.abatasa.com/post/detail/2761/dampak-positif-dan-dampak-negatif--globalisasi-dan-modernisasi
Dampak Terhadap Negara
a.Dampak di bidang hukum, pertahanan, dan keamanan :
Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global. Masyarakat sering kali mengajukan tuntutan kepada pemerintah dan jika tidak dipenuhi, masyarakat cenderung bertindak anarkis sehingga dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Dampak dibidang sosial budaya :
Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
Semaikin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup berikut ini.
Individualisme : mengutamakan kepentingan diri sendiri
Pragmatisme : melakukan suatu kegiatan yang menguntungkan saja
Hedonisme : Paham yang mengutamakan kepentingan keduniawian semata
Primitif : sesuatu yang sebelumnya dianggap tabu, kemudian dianggap sebagai sesuatu yang biasa/ wajar
Konsumerisme : pola konsumsi yang sudah melebihi batas
Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang
c. Dampak di bidang ekonomi sektor perdagangan :
Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.
Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa.
d. Dampak di bidang ekonomi sektor produksi :
Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar. Akibatnya kondisi industry dalam negeri sulit berkembang.
Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
Suatu perusahaan asing memindahkan usahanya keluar negeri mengakibatkan PHK tenaga kerja dalam negeri. 
http://24bit.wordpress.com/2010/03/28/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-bagi-indonesia/
Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya dapat memilah serta memilih mana yang harus diserap dan mana yang harus ditinggalkan. Agar kita tidak terbawa ke dalam dalam dampak negative, sebaiknya kita selalu berpegang kepada ideology pancasila karena Pancasila-lah acuan yang paling bagus untuk kehidupan berbangsa dan bernegara kita sebagai ketahanan nasional.

Kaitan Pancasila dan ketahanan nasional adalah kaitan antara idea yang mengakui pluralitas yang membutuhkan kebersamaan dan realitas terintegrasinya pluralitas. Dengan kata lain nasional suatu bangsa adalah perwujudan Pancasila dalam kehidupan nasional suatu bangsa (Abdulkadir Besar, 1996). Perlu dilakukan usaha-usaha yang tiada henti, baik kajian substantive maupun langkah implementatif agar Pancasila semakin bermakna dalam mendukung terwujudnya ketahanan nasional (Rukiyati M. Hum dkk, 2008:149).

Pancasila diharapkan dapat menjadi matriks atau kerangka referensi untuk membangun suatu model masyarakat atau untuk memperbarui tatanan social-budaya. Ada dua fungsi dari Pancasila sebagai kerangka acuan (M.Sastrapratedja,2001) : pertama, Pancasila menjdi dasar fisi yang member inspirasi untuk membangun suatu corak tatanan social-budaya yang akan datang, membangun visi masyarakat Indonesia di masa yang akan datang dan kedua, Pancasila sebagai dasar menjadi referensi kritik social-budaya.(Rukiyati M, Hum dkk, 2008:131)

Pancasila sebagai nilai-nilai dasar yang menjadi referensi kritik social-budaya dimaksudkan agar proses perubahan social budaya yang sangat cepat yang terutama diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi spektakuler, yang terjadi dalam era reformasi ini, tetap didasari dan dijiwai nilai-nilai Pancasila. Kritik sebagai bahan dialok dalam proses mencapai “fusi horizon makna” pembangunan sangat diperlukan sehingga pembangunan dapat dinamis dan konsekstual dalam menghadapi tantangan zaman dan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan Negara (nilai-nilai Pancasila). .(Rukiyati M, Hum dkk, 2008:132)

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kemajuan bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, serta makin menonjolnya kepentingan ekonomi dan perdagangan yang telah mendorong terwujudnya globalisasi dan modernisasi, memberi peluang terjadinya infiltrasi atau masuknya budaya Barat sebagai ukuran tata nilai dunia yang secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Terdapat banyak sekali dampak-dampak yang ditimbulkan dari adanya globalisasi dan modernisasi tersebut. Tidak hanya berdampak positif, namun juga berdampak negative. Diantara dampak-dampak yang ditimbulkan, terdapat beberapa dampak yang mengarah kepada bangsa / individu masing-masing. Tetapi ada juga dampak yang menyerang tata kehidupan dalam Negara. 
Untuk itu, Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya dapat memilah serta memilih mana yang harus diserap dan mana yang harus ditinggalkan. Agar kita tidak terbawa ke dalam dalam dampak negative, sebaiknya kita selalu berpegang kepada ideology pancasila karena Pancasila-lah acuan yang paling bagus untuk kehidupan berbangsa dan bernegara kita sebagai ketahanan nasional.

Kaitan Pancasila dan ketahanan nasional adalah kaitan antara idea yang mengakui pluralitas yang membutuhkan kebersamaan dan realitas terintegrasinya pluralitas. Dengan kata lain nasional suatu bangsa adalah perwujudan Pancasila dalam kehidupan nasional suatu bangsa (Abdulkadir Besar, 1996:149). Perlu dilakukan usaha-usaha yang tiada henti, baik kajian substantive maupun langkah implementatif agar Pancasila semakin bermakna dalam mendukung terwujudnya ketahanan nasional (Rukiyati M. Hum dkk, 2008).

Di setiap sila dalam Pancasila juga berfungsi sebagai pemberi orientasi untuk terbentuknya struktur kehidupan social-politik dan ekonomi yang manusiawi, demokratis dan adil bagi seluruh rakyat (M.Sastrapratedja,2001). Sila pertama dan kedua mengandung imperative etis untuk menghormati martabat manusia dan memperlakukan manusia sesuai dengan keluhuran martabatnya. Sila ketiga mengandung implikasi keharusan mengatasi segala bentuk saktarianisme, yang berarti pula komitmen kepada nilai kebersamaan seluruh bangsa. Sila keempat mengandung nilai-nilai yang terkait dengan demokrasi konstitusional : persamaan politis, hak-hak asasi manusia dan kewajiban kewarganegaraan. Dan sila kelima mencakup persamaan pemerataan.
Maka dari itu, marilah kita bersikap terbuka terhadap globalisasi dan modernisasi, namun tetap harus menjnjung tinggi nilai-nilai Pancasila agar tidak terkena dampak negative dari globalisasi dan modernisasi tersebut.
Pancasila diharapkan dapat menjadi matriks atau kerangka referensi untuk membangun suatu model masyarakat atau untuk memperbarui tatanan social-budaya. Ada dua fungsi dari Pancasila sebagai kerangka acuan (M.Sastrapratedja,2001) : pertama, Pancasila menjadi dasar visi yang memberi inspirasi untuk membangun suatu corak tatanan social-budaya yang akan datang, membangun visi masyarakat Indonesia di masa yang akan datang dan kedua, Pancasila sebagai dasar menjadi referensi kritik social-budaya.(Rukiyati M, Hum dkk, 2008:131)

Daftar Pustaka
Rukiyati M, Hum dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:UNY Press
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/konsepsi-penanggulangan-pengaruh-negatif-globalisasi-pada-nilai-nilai-budaya-bangsa-indonesia/ diakses pada tanggal 30 Desember 2010 pukul 18.45 WIB
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perilaku_Masyarakat_dalam_Perubahan_Sosial_Budaya_di_Era_Global_9.1_%28BAB_6%29  diakses pada tanggal 30 Desember 2010 pukul 18.50 WIB

 http://24bit.wordpress.com/2010/03/28/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-bagi-indonesia/ diakses pada tanggal 30 Desember 2010 pukul 18.45 WIB
http://24bit.wordpress.com/2010/03/28/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-bagi-indonesia/ diakses pada tanggal 31 Desember 2010 pukul 13.25 WIB
http://afand.abatasa.com/post/detail/2761/dampak-positif-dan-dampak-negatif--globalisasi-dan-modernisasi diakses pada tanggal 31 Desember 2010 pukul 13.40 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi#Ciri_globalisasi diakses pada tanggal 30 Desember 2010 pukul 18.26 WIB